Sabtu, 06 Februari 2010

Ekonomi Rakyat Harus Ditingkatkan

Zumrotul Muslimin

Jusuf Kalla

06/02/2010 15:07
Yogyakarta: Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan ekonomi rakyat harus ditingkatkan, karena Indonesia memiliki semua potensi untuk maju dan sejahtera. "Bangsa ini memiliki potensi besar baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia," katanya pada seminar dan lokakarya Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah Bidang Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Sabtu (6/2).Untuk mendukung potensi itu demi kemajuan bangsa, menurut dia diperlukan semangat dan kerja keras. Ia mengatakan, saat negara lain mengalami kemerosotan ekonomi akibat krisis global, Indonesia tak terlalu terpengaruh, meski sedikit mengalami kemunduran. "Dengan seluruh potensi yang ada tersebut saya yakin Indonesia akan menjadi negara besar jika dikelola oleh orang yang tepat," kata mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar itu.Untuk mencapai kemajuan, menurut dia, rakyat harus terlibat penuh dalam perekonomian. Pasar tradisional harus dipelihara, diperbanyak, dan digunakan sebagai penyangga perekonomian nasional. Ia mengatakan, pasar-pasar tradisional seperti Pasar Tanah Abang Jakarta dan Pasar Beringharjo Yogyakarta harus ditingkatkan fungsinya, karena pasar tersebut menyentuh langsung masyarakat. Harus dipelihara dan ditingkatkan untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan," katanya.(ANT)

Sumber :Liputan6.com,

Jumat, 05 Februari 2010

Sendratari Ramayana, Drama dalam Tarian Khas Jawa











Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan dan sulit tertandingi. Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa berupa tari, drama dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan kisah Ramayana, epos legendaris karya Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sanskerta.

Kisah Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang terpahat pada Candi Prambanan. Seperti yang banyak diceritakan, cerita Ramayana yang terpahat di candi Hindu tercantik mirip dengan cerita dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon atau babak, penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan kembali Rama-Sinta.

Seluruh cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari yang rupawan dengan diiringi musik gamelan. Anda diajak untuk benar-benar larut dalam cerita dan mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan cerita. Tak ada dialog yang terucap dari para penari, satu-satunya penutur adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa dengan suaranya yang khas.

Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama dicarinya.

Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama Marica menjadi Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna.

Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.

Anda tak akan kecewa bila menikmati pertunjukan sempurna ini sebab tak hanya tarian dan musik saja yang dipersiapkan. Pencahayaan disiapkan sedemikian rupa sehingga tak hanya menjadi sinar yang bisu, tetapi mampu menggambarkan kejadian tertentu dalam cerita. Begitu pula riasan pada tiap penari, tak hanya mempercantik tetapi juga mampu menggambarkan watak tokoh yang diperankan sehingga penonton dapat dengan mudah mengenali meski tak ada dialog.

Anda juga tak hanya bisa menjumpai tarian saja, tetapi juga adegan menarik seperti permainan bola api dan kelincahan penari berakrobat. Permainan bola api yang menawan bisa dijumpai ketik Hanoman yang semula akan dibakar hidup-hidup justru berhasil membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana. Sementara akrobat bisa dijumpai ketika Hanoman berperang dengan para pengikut Rahwana. Permainan api ketika Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk disaksikan.

Di Yogyakarta, terdapat dua tempat untuk menyaksikan Sendratari Ramayana. Pertama, di Purawisata Yogyakarta yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, sebelah timur Kraton Yogyakarta. Di tempat yang telah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2002 setelah mementaskan sendratari setiap hari tanpa pernah absen selama 25 tahun tersebut, anda akan mendapatkan paket makan malam sekaligus melihat sendratari. Tempat menonton lainnya adalah di Candi Prambanan, tempat cerita Ramayana yang asli terpahat di relief candinya.

Naskah: Yunanto Wiji Utomo
Photo & Artistik: Singgih Dwi Cahyanto

Malaysia pencuri Seni dan Budaya

Oleh Brenda Tyra (11 Des 2007)

Diklaimnya "kepemilikan" produk seni dan budaya tradisional Indonesia oleh Malaysia (Malingsia), bukan berita baru. Malah sepertinya sudah jadi penyakit buat tetangga Malaysia (Malingsia).

Hobby Klaim milik Indonesia oleh Malaysia (Malingsia) sudah menghasilkan berupa Batik motif Perang asli Yogyakarta dan Angkulung asli Jawa Barat diklaim Malaysia (Malingsia) sebagai batik dan alat kesenian asli negeri jiran itu. Padahal Malaysia (Malingsia) membeli batik-batik itu di Yogyakarta dan mengirim warganya untuk belajar dan membeli angklung langsung di Bandung. Kesenian Dayak juga diklaim Malaysia (Malingsia), walau hanya numpang sedikit wilayah Pulau Kalimantan. Selain kesenian Pulau Sipadan dan Ligitan juga berhasil diklaimnya.

Yang terbaru lagu daerah Maluku "Rasa Sayange" dibajak untuk dijadikan jingle resmi MTB (Malaysian Tourism Board) dan Reokponorogo dari Ponorogo Jawa Timur diakui oleh Malaysia (Malingsia) sebagai kesenian asli. Dan Persis seperti Angkulung mereka padahal warga malaysia (Malingsia) belajar menari dan memesan alat-alat kesenian reok tersebut langsung di Ponorogo, Jawa Timur Indonesia. Tapi yang dua terakhir ini gagal dicuri oleh bangsa Klepto itu.

Kalo ada kata-kata "Maling kalo mengaku penjara Penuh" itu sangat cocok untuk Malaysia (Malingsia). Walau sudah mengakui kalo lagu "Rasa Sayange" dan "Reok" adalah asli seni budaya bangsa Indonesia, mereka melalui menteri pelancongannya itu bilang " kami merasa berhak untuk ikut melestarikan seni budaya Indonesia karena kita adalah bangsa serumpun".

Sejenak saya tertegun dengan kata-kata menteri Malaysia (Malingsia) itu…..bangsa serumpun??? memang kita bangsa serumpun pak ci" tapi bukan berarti pak ci bisa seenaknya bilang seni budaya bangsa saya sebagai asli milikmu! Bangsa yang serumpun seharusnya bangsa yang saling menghargai….

pak ci’ tau disini banyak sekali orang china tapi kami tidak mengaku-ngaku bahwa Barongshai adalah asli kesenian Indonesia. Walau warga Indonesia asli pandai menari Barongshai dan bisa membuat sendiri peralatan keseniannya tapi kami tetap bilang bahwa Barongshai adalah kesenian asli China.

Kini rasa serumpun dengan Malaysia (Malingsia) rasanya sudah hilang. Kalo dibilang "Klepto" rasanya sudah tak pantas karena Malaysia (Malingsia) memang sudah berniat mencuri apapun milik bangsa Indonesia. Bangsa Pencuri adalah sebutan yang pantas untuk Malaysia (Malingsia).

Hari ini sebuah media memberitakan rapat kerja Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) di Jakarta, 10-11 Desember 2007. dan Terungkap bahwa kalangan akademis Malaysia (Malingsia) mengincar naskah-naskah Melayu klasik Nusantara hingga ke pelosok desa dibelahan timur Indonesia.

Perilaku diluar etika akademis itu sudah berlangsung beberapa tahun terakhir. Bahkan ratusan hasil penelitian budayawan Tenas Effendi di atas tradisi klasik yang dihimpunnya selama bertahun-tahun sebagian besar kini sudah "diangkut" ke universitas terkemuka di Kuala Lumpur. Oleh mereka dibuatkan situs sendiri. Ketika kita mau mengunakan harus bayar. Mereka memburu ke Riau Daratan dan Riau Kepulauan, mereka masuk kepedalaman Riau dan merekam secara diam-diam tradisi-tradisi tutur anak bangsa.Di Sumatera Barat para akademisi malaysia (Malingsia) itu membujuk masyarakat penyimpan naskah-naskah asli Minangkabau dengan imingan uang Rp.50 juta s/d Rp.60 juta. Dan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, beberapa puluh naskah Buton dikabarkan telah berhasil dicuri oleh akademisi Malaysia (Malingsia).

Saya punya teman yang sempat bekerja di Malaysia (Malingsia) sebagai tenaga ahli, dia bercerita betapa rendahnya warga Malaysia (Malingsia) memandang bangsa Indonesia. Citra pejabat Negara kita yang hobby Korupsi dengan penduduk Indonesia yang miskin dan datang kenegaranya sebagai pembantu menjadi stempel bangsa kita. Mungkin itu pula yang memicu Malaysia (Malingsia) untuk mencuri dengan mudah senibudaya kita dengan berbagai cara termasuk mengiming-imingi uang.

Malaysia (Malingsia) sangat terobsesi menjadikan negaranya sebagai pusat budaya melayu sedunia, walau dengan berbagai cara termasuk mencuri milik bangsa Indonesia. Hal ini karena Malaysia (Malingsia) sadar betul bahwa sektor pariwisata adalah penghasil devisa yang sangat besar sehingga mereka dengan cara apapun berburu senibudaya agar bangsa asing berkunjung kenegaranya agar pemasukan devisa berlimpah.

Tak hilang dari ingatan kita para pemimpin teroris yang melakukan pengeboman diberbagai daerah di Indonesia termasuk dipulau Bali adalah berasal dari Malaysia (Malingsia). Dan saat seluruh dunia mengeluarkan larangan penerbangan dan kunjuangan ke Indonesia. Malaysia (Malingsia) langsung mempromosikan pariwisata dinegaranya secara besar-besaran, Malaysia (Malingsia) mendapat keuntungan besar dari sektor pariwisata dengan beredarnya teroris asal Malaysia (Malingsia) di Indonesia. Saat ini bandar besar narkoba yang berhasil tertangkap berasal dari Malaysia (Malingsia). Dan terungkap bahwa mereka ingin membuat pabrik narkoba di Indonesia.

Terbersit dipikiran saya, warga Indonesia yang berada di Malaysia (Malingsia) selalu saja dibilang pembuat onar. Tapi apa segala bentuk kejahatan yang dilakukan oleh warga Malaysia (Malingsia) dengan biaya yang tidak sedikit itu didukung Pemerintah Malaysia (Malingsia)?….tapi sudahlah mungkin ini teguran untuk pemerintah kita agar tidak lemah dan keliatan bodoh di mata dunia. Harapan dengan kejadian-kejadian ini pemerintah Indonesia lebih tegas dan lebih membela warga negara Indonesia ketimbang menghadiri HUT Malaysia (Malingsia) disaat Malaysia (Malingsia) membajak lagu "Rasa Sayange". dan saya berharap Menteri Tenaga Kerja Indonesia lebih membela TKI kita yang selalu saja disiksa bukan malah mengembor-gemborkan bahwa TKI di Malaysia (Malingsia) baik-baik saja.

Dan seharusnya kita malu sebagai negara yang memiliki begitu banyak pulau, suku bangsa dan seni budaya tetapi tidak menjaga dan melestarikan senibudaya. Seharusnya Pemerintah menjadikan Pariwisata sebagai sektor utama pemasukan devisa. Jangan malah pemerintah kita sibuk mecari penanam modal asing untuk mengexsploitasi sumberdaya alam dan mineral secara habis-habisan untuk memenuhi pundi-pundi uang segelintir orang dinegeri ini. Tanpa memperdulikan kerusakan ekosistem diberbagai pulau kita.

Sudah saatnya Pemerintah Indonesia lebih memperhatikan sektor Wisata dan mempatenkan seluruh bentuk seni dan budaya agar tidak dicuri negara lain. Memfungsikan militer untuk menjaga pulau dan perairan Indonesia agar pulau-pulau tak diakui tetangga lagi dan jangan membiarkan oknum-oknum tak bertanggung jawab menjual pasir ke negara tetangga sehingga kepulauan Riau jadi rusak. Menyediakan dana APBN lebih besar untuk sektor senibudaya dan pendidikkan serta sektor lainnya untuk kepentingan Bangsa dan Negara bukan untuk kantong-kantong pejabat yang suka mencuri uang rakyat.

Marilah lestarikan seni dan budaya Indonesia jagalah negeri Ini bersama, agar bangsa lain tidak bisa meraup keuntungan dari negeri tercinta kita Indonesia.

Sumber : Brendra-Tyra.Blog.Friendster.com (11 December 2007)


Batik, Wayang, Keris, jadi Warisan Budaya Dunia


JAKARTA--MI:
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya Dunia (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO) telah memasukkan batik, keris, dan wayang Indonesia ke dalam daftar warisan budaya tak benda dunia.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyerahkan sertifikat pengakuan UNESCO tersebut kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dalam sebuah seremoni di kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Jakarta, Jumat (5/2).

Usai menerima sertifikat itu, Agung menyerahkannya kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik yang selanjutnya akan memegang tanggung jawab pelestarian warisan-warisan budaya tersebut. "Selain sertifikat pengakuan terhadap tiga mata budaya tak benda, pemerintah juga menerima sertifikat best practices pelestarian batik," kata Agung.

Ia mengatakan, sebagai negara yang mata budaya tak bendanya masuk ke dalam daftar warisan budaya tak benda dunia Indonesia terikat dengan kewajiban untuk melestarikan mata budaya tersebut. "Kita semua punya tanggung jawab untuk melestarikan warisan budaya ini, misalnya dengan sering memakai batik. Hanya untuk wayang dan keris yang agak berat," kata Jero.

Ia mengajak seluruh komponen masyarakat berpartisipasi dalam upaya pelestarian warisan budaya tersebut dengan mempelajarinya. "Saya mengajak semua untuk sering menonton wayang, supaya mata budaya ini bisa terus ada," katanya.

Jero mengatakan, pemerintah akan mengalokasikan anggaran khusus untuk mendukung upaya pelestarian warisan budaya.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menambahkan, pemerintah juga mendukung pengembangan produk budaya yang dikategorikan sebagai produk ekonomi kreatif tersebut.

Selain itu, kata Agung, pemerintah akan mendapat bantuan teknis dan dana konservasi dari UNESCO untuk mendukung upaya pelestarian produk budaya nasional yang sudah masuk ke dalam daftar warisan budaya dunia.

Jero mengatakan, pemerintah akan menginventarisir mata budaya yang ada di Indonesia dan berjuang memasukkannya karya budaya yang dianggap paling agung ke dalam daftar representatif UNESCO.

Ketua Pelaksana Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman mengatakan tahun ini pemerintah menyusun proposal untuk memasukkan angklung dan tari saman ke dalam daftar representatif UNESCO. "Tahun depan kita akan berusaha menyusun proposal untuk memasukkan tenun ikat dan gamelan," katanya.

Ia menjelaskan, selama ini upaya untuk menyiapkan proposal pemasukkan mata budaya ke dalam daftar representatif badan dunia itu sering terkendala minimnya akademisi yang memiliki pengetahuan mendalam tentang suatu mata budaya. "Seperti batik misalnya, praktisinya banyak. Tapi cari profesor yang ahli tentang batik susahnya setengah mati," demikian Arief Rachman. (Ant/OL-02)